JAKARTA – Seiring meningkatnya usia, makin banyak keluhan yang dialami para wanita lanjut usia (lansia), salah satunya menopause.
â€Tamu bulanan†yang biasa datang tak lagi datang. Berhentinya siklus menstruasi, bukan tidak datang tanpa keluhan. Menopause bukan penyakit. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dialami para wanita, terjadi ketika wanita secara permanen berhenti siklus menstruasinya.
â€Menopause didefinisikan dengan berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan. Masa transisi menopause dimulai dengan datangnya siklus menstruasi secara temporary sampai akhirnya tidak datang sama sekali,†kata Assistant Professor of Pathology in the Georgetown University School of Medicine, Melissa Conrad Stoppler MD.
Wanita yang mengalami menopause ketika fungsi-fungsi ovarium tidak lagi berfungsi. Ovarium merupakan salah satu bagian reproduksi wanita. Ovarium ini akan memproduksi sel telur dan hormon wanita seperti estrogen. Jika terjadi siklus menstruasi, telur akan keluar dari salah satu ovarium. Kemudian sel telur akan dibawa melalui tuba fallopy sampai ke uterus.Â
Indung telur merupakan sumber hormon wanita yang dapat mengontrol perkembangan tubuh wanita yang lain seperti payudara, bentuk tubuh dan rambut.
â€Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. Estrogen pula yang melindungi tulang. Karena itu, wanita yang memasuki masa menopause terkadang pula mengalami osteoporosis (kehilangan massa tulang) karena ovarium tidak lagi memproduksi cukup estrogen,†sebut Stöppler.
Selain lebih rentan mengalami osteoporosis, banyak gejala lain yang biasa dialami mereka yang mengalami menopause. Beberapa wanita mengalami beberapa gejala akibat perubahan hormonal yang dihubungkan dengan transisi selama menopause.
Selama menopause, wanita juga sering mengalami kekurangan massa tulang, tingkat kolesterol buruk, dan semakin meningkatnya risiko penyakit jantung. Pria lebih berisiko mengalami serangan jantung dan stroke, tapi saat wanita memasuki menopause kondisinya justru terbalik.
Wanita menopause lebih berisiko mengalami peningkatan penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi baik pada wanita dan pria di Amerika.Â
Penyakit jantung koroner akan meningkat dua sampai tiga kali pada wanita yang mengalami postmenopause. Peningkatan penyakit kardiovaskular ini dihubungkan dengan penurunan tingkat estrogen dan beberapa faktor yang lain.Â
Menurut Professor Departement of Obstetricts and Gynecology St Luke’s Hospital James N Anasti MD, wanita menopause akan mengalami hot flashes, perubahan fungsi organ tubuh. â€Hot flashes merupakan gejala yang biasa terjadi dari menopause. Berdasarkan penelitian, hot flashes terjadi pada 75% wanita yang mengalami perimenopausal,†ujarnya.
Hot flashes juga sering ditandai dengan meningkatkan suhu tubuh dan nadi, dan mereka juga mengalami insomnia atau mengalami kesulitan tidur. Selain itu, wanita yang mengalami menopause juga sering mengalami gangguan kognitif dan emosional, termasuk fatigue, masalah ingatan, tidak peka, dan perubahan mood. Ini masih susah untuk dijelaskan hubungan langsung antara perubahan tingkah laku dengan perubahan hormonal. Tak jarang, mereka lebih sensitif daripada sebelumnya.
Mereka yang memasuki masa menopause sebaiknya menambah informasi serta berkonsultasi ke dokter mengenai risiko yang akan dihadapi dan cara mengatasinya.(hendrati h/SINDO/via)








